Memaparkan catatan dengan label wanita. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label wanita. Papar semua catatan

Isnin, Jun 07, 2010

Time to train youngsters to think

Sunday June 6, 2010

Time to train youngsters to think

EMPLOYERS and those involved in recruiting graduates lament that many of our local graduates have resumes that boast of Cumulative Grade Point Averages (CGPAs) of between 3.5 to 4.0, but tend to underperform and fail miserably when it comes to real work.
When businessmen lament that our graduates are not creative at work, it really means that they are not thinking persons.
Therefore, we have to create environments to produce thinking individuals who use their grey matter to understand and analyse.
Such traits can be acquired if they are instilled from a young age.
To create thinking individuals, we have to take into consideration one’s culture, parental habits, the mindset of teachers and professors, and the type of stimuli in the classroom.
Only by looking into these factors, can we hope to produce graduates who can think, instead of graduates who learn by rote.
First, the environment or setting must be right to raise thinking individuals.
We, as parents, also need to change the way we bring up our children.
We cannot limit our children by allowing them to be completely influenced by other people’s opinions; not allowing them to question adults; expecting them to blindly obey adults; and subscribing to the adage that “children should be seen, not heard”.
Lacking in confidence
Such a culture has unknowingly brought about a lack of self-esteem in our children.
They also lack the confidence to experiment with new ideas and concepts, and are unable to think out of the box.
We should not be bound by what others say in coming up with bold measures and ideas, and should instead, be strong enough to put forth our own ideas and stick by them.
For example, we should not be afraid to ride a bicycle, instead of driving a car to work, if the intention is to save energy.
While others may think it is a crazy idea and criticise or ridicule us, we should be bold enough to stick by our decisions without being disrespectful or offensive to them.
We must also bear in mind that we have to be sensitive to others when it comes to issues concerning morality, discipline, respect and decency.
This country is made of people of different races, and we should capitalise on our multi-cultural and multi-religious backgrounds to hone our creative skills and thoughts.
Look at the United States — its success is due to its “thinking people’’ of diverse backgrounds.
We, too, can emulate the global power in this area.
The second effective change is for parents to drill the importance of reading into their children.
This can be attained if parents themselves pick up the reading habit, as their children will naturally follow them.
Try to have libraries at home, not collections of toys. Your children will soon become voracious readers.
Thinking is best done in silence. Parents should control the noise level at home by not switching on the TV, music and other forms of entertainment all day long.
There are studies saying that our brains work best at its lower waves.
Good decisions are made and creativity works best during the alpha brainwave, which can be attained only when we have quiet surroundings. Great religions preach about the power and strength of silence. There is science involved in such teachings.
Activating the mind
Thirdly, the education system should offer a curriculum that promotes thinking instead of rote-learning.
Thinking helps an individual to develop the habits of inquiry.
It will also cultivate skills of expression and effective communication. All these in turn will produce active citizens.
Similarly, we can add other methods of academic engagement to our traditional methods of teaching, such as lectures, seminars, distance learning, field trips and computer-assisted activities.
Also, it is about time that professors and lecturers learn to accept and respect queries raised by students.
They should not intimidate their students, but instead, treat them as equals and encourage them to have intellectual discourse.
The fourth element is providing the stimuli in class to make students think.
This can be done through activities that, among others, involve the metaphorical power of language, logical thinking, the centrality of thinking, misthinking, the role of expectation, and sharpening our senses.
After all, education means developing one’s mind from emptiness. We rely on education to develop thinking and appreciate wisdom.
Educators should also emphasise and instil in students an attitude that the best-educated man is the one whose mind never ceases thinking.
Make them see education as a process of constant and perpetual self-improvement.
Develop a stance that education is to educate, not train, as training involves rote-learning, which does not promote thinking.
DR MEGAWATI OMAR and DR ABU BAKAR ABDUL MAJEED
RESEARCH MANAGEMENT INSTITUTE
UiTM, SHAH ALAM

Khamis, Mei 27, 2010

62.7% remaja Indonesi pernah ML

SURVEI
62,7 Persen Remaja Indonesia Pernah ML
Laporan wartawan KOMPAS Imam Prihadiyoko
Minggu, 9 Mei 2010 | 19:00 WIB
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi.
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring merasa prihatin dengan semakin maraknya peredaran pornografi di kalangan remaja dan anak-anak. Bahkan, Komisi Perlindungan Anak (KPA) mengungkapkan 97 persen remaja pernah menonton atau mengakses pornografi. Pula didapatkan, sebanyak 62,7 persen remaja pernah melakukan hubungan badan atau dalam istilah remaja ML (making love).
"Survei KPA yang dilakukan terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar seluruh Indonesia juga menemukan 93 persen remaja pernah berciuman, dan 62,7 persen pernah berhubungan badan, dan 21 persen remaja telah melakukan oborsi," ujar Tifatul dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (9/5/2010).
"Ini sangat memprihatinkan, saya minta semua pihak ikut mendukung upaya pembatasan distribusi konten negatif, baik melalui internet, maupun dunia perfilman. Semuanya harus terlibat menjaga generasi muda kita," ujar Tifatul.
Menkominfo juga menyatakan, pertarungan antar nilai-nilai budaya, pengaruh asing, setiap hari terus berlangsung, sehingga bangsa ini harus menjaga kekokohan nilai-nilai karakter bangsa. Jika tidak, maka Indonesia akan kehilangan identitas sebagai bangsa besar.
"Penyebaran konten negatif tersebut banyak disalurkan melalui sarana IT, terutama konten asing yang dijual kepada kita, bahkan konten tersebut banyak yang merusak nilai-nilai budaya bangsa," ujarnya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Fikrah:-
1) Survei yang sangat membimbangkan. Ini di Indonesia. Bagaimana pula sekiranya kajian dilakukan di Malaysia? Walaupun data dalam survei ini menggunakan sampel yang tersangat kecil berbanding populasi keseluruhan rakyat Indonesia, ia serba sedikit, memberi gambaran tentang keadaan permasalahan sosial generasi muda di sana.
2) Faktanya, daripada survei itu:-
  • 97% pernah menonton Porno
  • 93% pernah berciuman
  • 62.7% pernah mengadakan hubungan seksual (making love, ML)
  • 21% PERNAH MELAKUKAN PENGGUGURAN (ABORTION)

10 Perkataan Lazim Kaum Hawa

10 PERKATAAN LAZIM KAUM HAWA 

FINE 

Ini la yang perempuan suka gunakan untuk hentikan pergaduhan, lebih-lebih lagi bila dia rasa dia yang betul dan anda kena diam. Jangan sekali kali gunakan perkataan ini untuk memberi gambaran rupanya, terutama sekali apabila dia sedang mencuba pakaian di kedai - hanya akan membawa anda berdua bergaduh.
 

LIMA MINIT 
Ini sebenarnya setengah jam. Ianya sama jugak dengan lima minit yang perlawanan bola sepak akan berakhir sebelum anda membawa sampah ke luar, jadi ini adalah pertukaran yang seimbang. 

TAKDE APA-APA 
Ini bermakna "something" dan anda perlu berjaga-jaga! Perkataan ini melambangkan perasaan perempuan yang inginkan anda berputar-putar kat dalam macam mesin basuh. Selalunya, ini akan memulakan pergaduhan yang akan bertahan selama 'LIMA MINIT' dan diakhiri dengan 'FINE'. 

PERGILAH
(dengan kening terangkat) Ini adalah satu cabaran yang akan membuat si perempuan menjadi marah dengan 'TAKDE APA-APA' dan diakhiri dengan 'FINE'. PERGILAH (dengan kening biasa) Ini bermakna 'mengalah' atau 'buat je la apa yang awak nak sebab saya tak kisah'. Anda hanya akan mendapat situasi ini dan dalam beberapa minit diikuti dengan 'TAKDE APA-APA', 'FINE' dan dia akan bercakap kembali dengan anda dalam masa 'LIMA MINIT' apabila dia dah sejuk. 

MENGELUH YANG KUAT 
Ini sebenarnya bukanlah perkataan, tetapi kenyataan yang sering disalah anggap oleh kaum lelaki. 'MENGELUH YANG KUAT' bermakna dia merasakan anda adalah seorang yang bodoh ketika itu dan dia sendiri terfikir kenapalah dia menghabiskan masa berdiri di situ dan bergaduh mengenai 'TAKDE APA-APA'. 

MENGELUH YANG PERLAHAN Lagi sekali, ini bukanlah perkataan. 'MENGELUH YANG PERLAHAN' membawa maksud yang dia berasa puas. Adalah lebih elok jika anda duduk diam, jangan buat sebarang tindakan... dan dia akan kekal puas. 

OKAY LAH 
Ini adalah kenyataan yang paling merbahaya seorang perempuan boleh buat kepada lelaki. 'OKAY LAH' bermakna dia ingin berfikir panjang sebelum dia membalas terhadap perbuatan anda yang telah menyakitkan hatinya. 'OKAY LAH' selalunya digunakan dengan 'FINE' bersama 'Kening Yang Terangkat'.

BUAT LAH Satu ketika di masa depan dalam masa terdekat, anda akan dilanda masalah yang besar. 

TOLONGLAH 
Ini bukan kenyataan, sebaliknya adalah pelawaan. Seorang perempuan memberi anda peluang untuk mengeluarkan sebarang alasan atau sebab di atas apa yang telah anda lakukan. Anda mempunyai peluang yang adil dengan kejujuran, jadi berhati-hati dan anda tidak akan mendapat 'OKAY LAH'. 

TERIMA KASIH
 
Seorang perempuan mengucapkan terima kasih. Jangan pengsan. Terima dan ucapkan sama-sama.
 

TERIMA KASIH BANYAK-BANYAK
 
Ini banyak berbeza dari 'TERIMA KASIH'. Seorang perempuan akan menggunakan ini apabila dia dah terlampau marah pada anda. Ini menunjukkan yang anda telah menyinggung perasaannya dan akan diikuti dengan 'MENGELUH YANG KUAT'. Berhati-hati untuk tidak bertanya apa yang salah selepas 'MENGELUH YANG KUAT' kerana ini hanya akan membuat dia berkata 'TAKDE APA-APA'.

sumber: hawa 



Fikrah:-
1) Indahnya makhluk wanita ni... 

Khamis, Mei 20, 2010

PROMOSI : Program YOUNG ABIM CAMP 2010





YOUNG ABIM CAMP 2010 : Are you Lost 2 ?

-Projek Dana Rumah Perlindungan & Pemulihan Wanita Islam Darul Wardah, ABIM Selangor
 
Tarikh : 7-9 Jun 2010, Isnin - Rabu
Lokasi : Kem Sri Raudhah, Gombak
Peserta : 10-13 tahun
Bayaran : RM150 (Pakej adik-beradik RM135)
Aktiviti menarik : Jihad Race, Muslim Idol, Tour de Rimba, Walk of Taqwa, Young Warrior & Soul Therapy
 
Terhad : 80orang
 
Hubungi : Hidayah 019-3636394, Harith 012-392 0132, Pejabat/fax 03-5511 8994
 



Jumaat, Mei 07, 2010

Berita : Darul Wardah


ARKIB : 06/05/2010

CSR di pusat perlindungan



Tanggungjawab bersama... Alina Hashim (tudung coklat) dan Nik Salina (paling kirii) menyerahkan sumbangan Syarikat Amanah Raya kepada Hazlina yang disaksikan para penghuni dan kakitangan Darul Wardah, baru-baru ini.


APABILA gejala membuang bayi kian parah, maka ia menjadi satu tanggungjawab kepada kesemua institusi korporat di negara ini memainkan peranan mereka supaya gejala ini dapat dibendung dan dihentikan.

Bergantung harap kepada sesetengah pihak tentu sahaja tidak adil kerana masing-masing ada batasan dan kekangan bagi menangani apa juga permasalahan.
Akan tetapi jika semua pihak bergabung terutama antara agensi kerajaan dan kerjasama dari sektor korporat untuk sama-sama turun padang, maka apa juga gejala sosial dan maksiat akan lari lintang pukang.

Justeru kesudian Syarikat Amanah Rakyat di bawah Jabatan Care Management mereka untuk datang dan melihat sendiri Rumah Perlindungan Wanita Darul Wardah di Jalan Kebun, Kelang Selangor adalah satu contoh korporat yang bertanggungjawab untuk melaksanakan tanggungjawab sosial mereka (CSR).

Rombongan yang diketuai oleh Ketua Pegawai Operasi Kumpulan, Alina Hashim dan Ketua Jabatan Care Management, Nik Salina Nik Idris, bersama dua lagi anggota dari jabatan tersebut ke pusat perlindungan yang di bawah kendalian Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) Negeri Selangor mereka datang untuk mendapatkan penjelasan dan penerangan yang terperinci mengenai pusat itu.
Ini bagi membolehkan mereka menentukan sumbangan yang sesuai untuk diberikan kepada pusat yang telah ditubuhkan sejak lima tahun lalu.

Penjelasan dan taklimat diberikan oleh Pengasas dan pengetua pusat tersebut iaitu Hazlina Abdul Razak yang kemudiannya sama-sama berbincang dan bertukar-tukar pandangan bagi membentuk kerjasama terutama untuk membantu para penghuni mendapat perlindungan dan menjalani pemulihan.
Buat masa ini pusat tersebut sedang menempatkan sembilan kes wanita yang bermasalah iaitu terutama wanita yang menjadi mangsa deraan suami (1 kes), 1 kes melibatkan seorang wanita yang selamat melahirkan anak tidak sah taraf dan suka rela menjalani pemulihan dan tujuh kes yang lain melibatkan remaja-remaja [perempuan yang sedang hamil luar nikah.

Ini termasuklah satu kes yang baru-baru ini telah selamat melahirkan anak melalui pusat itu dan satu kes yang melibatkan kes hamil akibat perbuatan sumbang mahram.
"Melihatkan kes-kes yang seperti inilah, memerlukan semua pihak terutama kalangan yang berkemampuan untuk tampil membantu pusat ini memberikan perlindungan dan pemulihan terhadap para penghuni.
"Ini kerana kita percaya setiap yang terlanjur wajar diberikan peluang untuk bertaubat, belajar dan menebus kembali dari kesilapan yang akhirnya keluar dari Pusat ini menjadi manusia berjaya di dunia dan di akhirat sebagaimana orang lain," kata Hazlina.

Beliau menjangkakan akan semakin ramai gadis-gadis yang terlanjur akan meminta perlindungan di pusat-pusat perlindungan seperti ini ekoran kesedaran supaya tidak berlaku lagi kes-kes pengguguran haram dan membuang bayi.
"Namun kita sama sekali tidak bermaksud kes-kes zina dibiarkan berleluasa kerana apabila berlaku hamil luar nikah, mereka yang terlanjur itu tahu ke mana diri hendak dibawa.
"Jika itu yang menjadi tujuannya, banyak mana pun pusat perlindungan seperti ini, ia tidak akan cukup untuk menampung kes-kes perzinaan seperti ini," katanya.

Pusat perlindungan seperti ini kata Hazlina tidak semata-mata untuk menjadi tempat sementara untuk menutup aib, supaya masyarakat tidak tahu ada remaja wanita yang hamil luar nikah.
"Sekali mereka masuk ke sini, bererti mereka juga meminta diri diperbaiki setelah pelbagai kerosakan berlaku menyebabkan mereka hilang malu, hilang iman dan membiarkan diri terus hanyut dibawa arus maksiat," katanya.
Namun tidak dapat dinafikan Pusat itu memerlukan sumbangan bagi membolehkan pusat itu mampu untuk menampung lebih ramai penghuni kerana permintaan untuk memasukinya semakin bertambah.

Di majlis itu, pihak Amanah Raya Berhad menyampaikan sumbangan awal dan sebagaimana yang ditegaskan sendiri oleh Nik Salina bahawa mereka akan menyalurkan pelbagai sumbangan mengikut keperluan pusat itu.
"Kami kini telah jelas mengenai pengendalian pusat yang cukup bermakna ini dan tidak dinafikan pusat ini memerlukan perhatian dari pelbagai pihak.
"Semua ini kerana kita mestilah prihatin untuk membantu para penghuni yang kurang bernasib baik, yang wajib kita bantu dan memberikan peluang untuk meneruskan hidup normal sebagaimana orang lain," katanya.

Khamis, Mei 06, 2010

Siaran Akhbar : Kes Aminulrasyid dan PDRM



Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) merakamkan takziah dan simpati kepada keluarga Allahyarham  Aminulrasyid yang terlibat dalam tragedi yang meragut nyawanya minggu lalu. Walaupun pihak kerajaan dan polis telah memberikan jaminan bahawa siasatan yang telus akan dibuat secara menyeluruh, ABIM berpandangan ada beberapa aspek ketelusan dan ketegasan yang perlu diperkukuhkan bagi menjamin keadilan untuk semua pihak. Dalam menangani isu ini, ABIM berpendirian bahawa ada beberapa perkra penting yang perlu dipertegaskan dalam memastikan isu ini benar benar ditangani dengan telus dan kedaulatan undang-undang dijunjung sepenuhnya.
Dengan ketegasan untuk membersihkan dua nama iaitu membersihkan nama Allahyarham Aminulrasyid daripada gelaran penjenayah serta membersihkan nama serta imej Polis Diraja Malaysia (PDRM) yang sedikit sebanyak tercalar kerana insiden ini, maka ABIM menggesa lapan tindakan diambil seperti berikut:-
  1. Menyokong permintaan keluarga mangsa agar kerajaan menubuhkan Suruhanjaya Diraja untuk menjamin ketelusan, membela kehormatan maruah Allahyarham serta keluarganya, di samping mengembalikan keyakinan rakyat terhadap PDRM yang menjunjung moto perkhidmatan, “Mesra, Cepat dan Betul”.
  2. Menggesa semua pihak agar menghentikan segala kenyataan yang berbentuk tuduhan,  sindiran serta spekulasi yang boleh mengeruhkan suasana serta menjatuhkan maruah Allahyarham di samping mengguris hati serta perasaan keluarga beliau.
  3. Menggesa kerajaan melantik wakil-wakil dari NGO untuk mengganggotai Suruhanjaya yang memantau siasatan polis di dalam kes ini bagi menjamin keadilan dan ketelusan yang sewajarnya bagi mengelakkan isu siasatan ini dipolitikkan.
  4. Menggesa lebih ramai saksi-saksi yang menyaksikan tragedi tersebut tampil memberikan kerjasama tanpa sebarang ancaman atau ugutan daripada mana-mana pihak demi mencapai proses keadilan.
  5. ABIM juga menyeru agar lebih banyak NGO yang berpengaruh dan badan-badan hak kemanusiaan berpartisipasi bagi menggerakakan kesedaran pendidikan hak-hak asasi untuk rakyat Malaysia sebagaimana yang diperuntukkan di bawah Perlembagaan Persekutuan di kalangan masyarakat.
  6. Menggesa Kerajaan agar lebih tegas dalam usaha memperkasa ketelusan dan kepimpinan PDRM dengan usaha untuk membaikpulih imej wibawa dan nama baik PDRM di mata masyarakat.
  7. ABIM juga menegaskan agar ibu-bapa khususnya agar lebih bertanggungjawab dan secara serius memantau aktiviti anak masing-masing bagi mengelakkan kejadian lain yang tidak diingini.
  8. ABIM juga akur dengan beban yang dipikul oleh pihak PDRM  untuk menjaga keselamatan negara. Justeru, PDRM perlu mempertingkatkan tahap professionalisme dalam menjalankan tugas untuk mengelakkan sebarang kejadian yang tidak diingini daripada berulang kembali di masa akan datang.


FADHLINA SIDDIQ
Naib Presiden Hal Ehwal Wanita ABIM (HELWA)

Rabu, Mei 05, 2010

ORANG IKHLAS ITU TERTINDAS?


ORANG IKHLAS ITU TERTINDAS?
Jika kita memberi kebaikan kepada seseorang, kebaikan itu akan dibalas walaupun yang membalasnya bukan orang yang kita berikan kebaikan itu. Hakikat ini mengingatkan saya kepada satu perbualan yang berlaku sewaktu saya mengendalikan program latihan beberapa tahun lalu di sebuah organisasi. 

“Saya tidak mempunyai apa-apa harapan lagi pada organisasi ini,” kata seorang kakak berterus-terang.
“Mengapa?” balas saya.
“Organisasi ini dipenuhi oleh kaki bodek dan kaki ampu. Saya terseksa bekerja secara ikhlas di sini. Tidak pernah dihargai, tidak ada ganjaran yang wajar.. Saya bukannya orang yang bermuka-muka. Tak pandai saya nak ampu-ampu orang atas, Fokus saya kepada kerja sahaja.” 

Kakak itu sebenarnya adalah peserta program yang paling senior. Telah berpuluh tahun bekerja dalam organisasi tersebut. Itu adalah kali terakhir dia mengikuti program latihan.. Enam bulan lagi dia akan bersara. Kesempatan yang diberikan kepadanya dalam sesi memperkenalkan diri itu telah digunakannya sepenuhnya untuk meluahkan rasa kecewa dan marahnya sepanjang berkhidmat di situ. Sungguh, dia kecewa sekali. Siapa tidak marah, jika bekerja secara ikhlas dan gigih tetapi tidak pernah dinaikkan pangkat atau mendapat kenaikan gaji? 

Sewaktu rehat, sambil minum-minum dan berbual santai saya bertanya kepadanya, “kakak punya berapa orang anak?” Sengaja saya bertanya soal-soal “di luar kotak” agar ketegangan dalam sesi sebelumnya dapat diredakan.
“Oh ramai encik…”
“Bagaimana dengan anak-anak kakak?” 

Wah, saya lihat dia begitu ceria apabila mula menceritakan tentang anak-anaknya. Boleh dikatakan semua anak-anaknya berjaya dalam profesion masing-masing. Ada yang menjadi doktor, jurutera, pensyarah dan sebagainya. Malah seorang anaknya telah menjadi hafiz.
“Kakak, boleh saya bertanya?”
“Tanyalah encik…” ujar kakak itu sambil tersenyum. Mendung di wajahnya sudah berlalu. Dia begitu teruja bila bercerita tentang anak-anaknya. Memang, semua anak-anaknya menjadi. 

“Jika kakak diberi pilihan, antara anak-anak yang “menjadi” dengan naik gaji, mana yang kakak pilih?”
Belum sempat dia menjawab, saya bertanya lagi, “antara kakak naik pangkat dengan anak-anak berjaya dalam karier mereka, mana yang kakak pilih?” 

Dengan cepat kakak itu menjawab, “hati ibu encik… tentulah saya pilih anak-anak saya menjadi walaupun tidak naik gaji atau dapat pangkat. Anak-anak adalah harta kita yang paling berharga!” 
Saya tersenyum. Hati ibu, begitulah semestinya.
“Kakak, sebenarnya keikhlasan dan kegigihan kakak bekerja dalam organisasi ini telah mendapat ganjaran…” kata saya perlahan. Hampir berbisik.
“Maksud encik?”
“Allah telah membalas dengan ganjaran yang lebih baik dan lebih kakak lebih sukai. Bila kakak ikhlas bekerja dalam organisasi ini, Allah berikan kepada kakak anak-anak yang menjadi.”
“Tidak pernah saya terfikir begitu encik…” 

“Allah Maha Berkuasa. Ada kalanya takdir dan perbuatan-Nya terlalu misteri dan rahsia untuk dijangkau oleh pemikiran kita. Tetapi yakinlah what you give, you get back. Itu hukum sunatullah dalam hubungan sesama manusia. Kebaikan yang kita buat akan kembali kepada kita. Yakinlah.”
“Walaupun bukan daripada seseorang atau sesuatu pihak yang kita berikan kebaikan itu?”
“Maksud kakak?” 

“Macam ni, saya buat kebaikan kepada organisasi tempat saya bekerja, tapi Allah berikan kebaikan kepada keluarga. Pembalasan Allah bukan di tempat saya bekerja, sebaliknya diberikan dalam keluarga saya. Begitukah encik?”
“Itulah yang saya katakan tadi, takdir Allah kekadang terlalu misteri. Tetapi ketetapannya mutlak dan muktamad, siapa yang memberi kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Dalam istilah biasa itu dipanggil golden rule!” 


Kakak itu termenung. Mungkin memikirkan pertalian dan kaitan antara apa yang berlaku dalam organisasi dengan familinya. Metafora atau analoginya begini. Katalah kita sedang memandu di satu jalan yang mempunyai dua atau tiga lorong. Penuh sesak. Tiba-tiba sebuah kereta yang tersalah lorong di sebelah memberi isyarat untuk masuk ke lorong kita. Kerana simpati melihat dia terkial-kial memberi isyarat, kita pun beralah, lalu memberi laluan untuk kereta itu masuk di hadapan kita…” 

Saya berhenti seketika mengambil nafas sambil mencari reaksi. Saya lihat kakak itu mendengar penuh minat. Dia meneliti metafora yang saya sampaikan dengan begitu teliti.
“Kemudian kita terus memandu ke hadapan. Mungkin sejam kemudian atau setelah berpuluh-puluh kilometer, tiba-tiba kita pula yang tersalah lorong. Kita pula yang memberi lampu isyarat untuk masuk ke lorong sebelah. Soalnya logikkah kalau kita mengharapkan kereta yang kita bantu sebelumnya memberi laluan untuk kita?” 

Kakak itu tersenyum dan berkata, “tak logik encik. Kereta yang kita bantu tadi entah ke mana perginya.”
“Tapi ada tak kereta lain yang simpati dan memberi laluan untuk kita?’
“Pasti ada! Insya-Allah.”
“Ya, begitulah. Padahal kereta itu tidak pernah sekali pun kita tolong. Tetapi Allahlah yang menggerakkan hati pemandunya untuk memberi laluan kepada kita.. Orang yang kita beri kebaikan, tidak ada di situ untuk membalas kebaikan kita… Tetapi Allah menggerakkan hati orang lain, yang tidak pernah merasa kebaikan kita untuk membalas kebaikan kita tadi.” 
“Subhanallah!”
“Begitu dalam litar di jalan raya dan begitu jualah litar dalam kehidupan manusia. Kita buat baik kepada A, tetapi kerap kali bukan A yang membalas kebaikan kita tetapi B atau C atau D atau lain-lainnya yang membalasnya. Inilah hakikat yang berlaku dalam kehidupan ini.”
“Kita tidak boleh kecewa bila keikhlasan kita dipersiakan?” tanya kakak itu lagi. Lebih kepada satu respons minta diiyakan. 
“Kakak, ikhlas sebenar tidak pinta dibalas. Tetapi Allah Maha Kaya dan Maha Pengasih, siapa yang ikhlas akan diberi ganjaran walaupun mereka tidak memintanya kerana setiap kebaikan itu akan dikembalikan kepada orang yang melakukannya. Ia umpama bola yang dibaling ke dinding, akan melantun semula kepada pembalingnya!”
“Selalunya saya dengar, orang ikhlas akan dibalas di akhirat.”
“Itulah balasan yang lebih baik dan kekal. Tetapi saya katakan tadi, Allah Maha kaya, Allah mahu dan mampu membalas keikhlasan hamba-Nya di dunia lagi.” 

“Maksud encik?”
“Orang yang ikhlas akan diberi ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Anak-anak yang soleh dan solehah. Isteri yang taat atau suami yang setia. Dan paling penting… hati yang sejahtera. Inilah kekayaan dan kelebihan yang lebih utama daripada pangkat, gaji dan jawatan.”
“Jadi orang ikhlas akan terus ditindas, tidak dapat kenaikan pangkat atau gaji? Bukan apa, saya terfikir kenapa nasib kaki ampu dan kaki bodek lebih baik dalam organisasi. Mereka dapat naik pangkat!” 
Giliran saya pula tersenyum.
“Tidak ada kebaikan yang akan kita dapat melalui jalan yang salah. Percayalah, kalau benar mereka kaki ampu dan bodek sahaja… pangkat yang mereka dapat akan menyebabkan mereka melarat. Gaji naik, tetapi ketenangan hati menurun. Ingat apa yang saya kata tadi, what you give you get back… Golden rule itu bukan untuk kebaikan sahaja, tetapi untuk kejahatan juga. Kalau kita berikan kejahatan, kejahatan itu akan kembali semula kepada kita. Kaki ampu, mungkin akan dapat anak yang pandai bermuka-muka. Kaki bodek mungkin dibalas dengan isteri yang berpura-pura!” terang saya panjang lebar. 


“Jadi apa yang harus saya lakukan dengan baki masa perkhidmatan yang tinggal tidak beberapa bulan lagi ni?”
“Bekerjalah dengan gigih. Walaupun mungkin bos tidak melihatnya, tetapi Allah Maha Melihat. Bekerja itu satu ibadah. God is our “ceo”, kata orang sekarang. Insya-Allah, satu hari nanti manusia juga akan diperlihatkan oleh Allah tentang keikhlasan manusia yang lain. Jangan berhenti memberi kebaikan hanya kerana tidak dapat penghargaan…”
“Maksud encik?” 
“Jangan mengharap terima kasih daripada manusia atas kebaikan yang kita buat kepadanya.”
“Kenapa?”
“Kita akan sakit jiwa!”
“Kenapa?”
“Kerana umumnya manusia tidak pandai berterima kasih. Lihatlah, kalau kepada Allah yang Maha Memberi pun manusia tidak pandai bersyukur dan berterima kasih, apalagi kepada manusia yang pemberiannya terbatas dan berkala. Sedikit sekali daripada manusia yang bersyukur,” balas saya mengulangi apa yang maktub dalam Al Quran. 


“Tetapi Allah tidak berhenti memberi… “ kata kakak itu perlahan.
“Walaupun manusia tidak berterima kasih kepada-Nya. Sekalipun kepada yang derhaka dan kafir, tetapi Allah terus memberi… Justeru siapa kita yang tergamak berhenti memberi hanya kerana tidak mendapat penghargaan dan ucapan terima kasih?”
“Ah, kita terlalu ego…” 


Dan itulah kesimpulan perbualan yang saya kira sangat bermakna dan besar impaknya dalam hidup saya. Saya terasa “diperingatkan” semasa memberi peringatan kerana pada hakikatnya saya juga tidak terlepas daripada lintasan hati oleh satu pertanyaan… orang ikhlas tertindas? 

Fikrah:
1) Nikmat memberi adalah kepada yang mahu merasa kemanisan iman. Asalkan kita punya 'pandangan sarwa Islam' yang cukup besar melebihi jiwa kita adanya.
2) Punyai jiwa yang besar memerlukan keikhlasan dalam amalan, yang redha dan sentiasa bersangka baik dengan Tuhan yang Maha Kaya, dan Maha mengetahui.

Khamis, April 29, 2010

koc untuk wanita



KERETAPI Tanah Melayu (KTM) Komuter memperkenalkan koc khas untuk wanita mulai hari ini bertujuan memberi lebih keselesaan dan menjamin keselamatan penumpang daripada risiko gangguan seksual dan bersesak dengan penumpang lelaki. Laluan Pelabuhan Klang - Sentul - Pelabuhan Klang bermula hari ini. Manakala laluan Rawang - Seremban - Rawang akan dilaksana pada 15 Mei 2010.


Satu tindakan yang bijak dan sangat-sangat dialu-alukan. Sebenarnya, sebuah negeri telah lama mengadakan pemisahan antara lelaki dan wanita seperti pada kaunter pembayaran. 


Pelaksanaan yang baik ini, dicadangkan juga untuk pelbagai lagi kemudahan awam di seluruh negara seperti bas ekspress, bas kilang, bas sekolah, LRT, panggung wayang, dan tempat-tempat strategik lain bagi menambah keselesaan dan kemudahan kepada wanita. 


Mungkin, ada kebaikan juga untuk disekalikan keistimewaan untuk warga Tua, dan Orang Kelainan Upaya (OKU). 


(sumber berita : metro , TheMalaysianInsider , beritasemasa , klpos , KTMB Official)

Khamis, April 22, 2010

Pendikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial (PKReSo)



1.     Pelaksanaan Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial di sekolah
Kementerian Pelajaran Malaysia telah melaksanakan Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial (dikenali sebagai Pendidikan Seksualiti sebelum ini) sejak tahun 1989 bagi sekolah menengah dan pada 1994 di sekolah rendah.   Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial diajar khususnya melalui kurikulum Pendidikan Kesihatan dan amnya melalui kurikulum pelbagai mata pelajaran iaitu bahasa, Biologi, Sains, Sains Tambahan, Pendidikan Moral dan Pendidikan Islam.  Semua murid mengikuti Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial dari Tahun 1 hingga Tingkatan 5. 
Kurikulum Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial diajar dalam pelbagai aspek melalui mata pelajaran Pendidikan Kesihatan dan tidak hanya tertumpu kepada isu seksual semata-mata. Kurikulum pendidikan ini disemak dan ditambah baik dari semasa ke semasa untuk merealisasikan hasrat melahirkan murid yang bertanggungjawab, membuat keputusan yang bijak dan berakhlak ke arah amalan gaya hidup sihat serta menghindari tingkah laku berisiko.
 
2.      Kepentingan penglibatan ibu bapa
Peranan dan penglibatan ibu bapa di sekolah amat penting dalam membantu keberkesanan proses pengajaran dan pembelajaran kurikulum Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial yang dijalankan oleh guru. Sikap keterbukaan ibu bapa dalam membincangkan hal-hal berkaitan seksualiti dengan anak-anak mereka sendiri dan sokongan mereka kepada guru secara tidak langsung akan dapat membantu keberkesanan kurikulum Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial di sekolah. Kesediaan ibu bapa boleh mengurangkan sensitiviti yang mengiringi isu seksualiti supaya ia diterima dalam perspektif tepat dan sihat. Persatuan Ibu Bapa dan Guru (PIBG) boleh memainkan peranan penting dalam menambah tahap kesedaran dan pengetahuan berkaitan seksualiti. 
 
3.      Bahan Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial
Bahagian Pembangunan Kurikulum, KPM telah menyediakan pelbagai bahan Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial yang terdiri daripada modul-modul umum dan khusus mengenai seksualiti. Antaranya :
a)               Modul 1 : Aspek Fizikal
b)               Modul 2 : Aspek Sosial
c)               Modul 3 : Gender
d)               Modul 4 : Penyakit Jangkitan Seks
e)               Modul 5 : HIV/AIDS
f)                Modul Seksualiti dan Saya
g)               Modul Latihan Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS
h)               Modul Kemahiran Kecekapan Psikososial Dalam Pendidikan Pencegahan HIV dan AIDS
 
Sinopsis perincian kandungan setiap modul tersebut di atas adalah seperti dalam Lampiran 1.
 
Lampiran 1
Modul
Kandungan
 Modul 1 :
Aspek Fizikal
Berfokus kepada sistem reproduktif lelaki dan perempuan, perubahan fizikal, emosi dan psikologi yang berlaku semasa akil baligh serta proses fisiologi persenyawaan dan kelahiran manusia.
Modul 2 :
Aspek Sosial
Meliputi tajuk tingkah laku seksual, seksualiti alam kanak-kanak dan remaja serta kasih sayang.
Modul 3 :
Gender
Berkenaan jangkaan peranan; peranan lelaki, peranan perempuan dan stereotaip jantina.
Modul 4 :
Penyakit Jangkitan Seks
Membincangkan pelbagai jenis penyakit hubungan seksual dan asal usulnya, simptom, kesan, pengujian dan pencegahan dalam konteks masalah sosial dan perubatan.
Modul 5 :
HIV/AIDS
Membantu murid memperolehi pengetahuan asas tentang HIV dan AIDS, memupuk tingkah laku bertanggungjawab dari segi penangguhan seks serta penjagaan dan sokongan.
Modul Seksualiti dan Saya
Kemahiran yang perlu dikuasai oleh murid. Antaranya:
i.        Pengetahuan
ii.       Kemahiran asertif
iii.      Kemahiran penyelesaian masalah
iv.     Kemahiran mengenal pasti keadaan dan situasi berisiko
v.      Kemahiran bertanggungjawab dan pilihan bijak
vi.     Kemahiran mendapatkan bantuan
vii.    Penghargaan kendiri
Modul Latihan Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS
Modul ini mengandungi beberapa submodul seperti berikut:
            Modul 1
Impak dan Respons Secara Global Terhadap HIV/AIDS
            Modul 2
Siapakah yang Dijangkiti HIV/AIDS?
Modul 3
Kesan HIV/AIDS
Modul 4
Melindungi Diri daripada AIDS
Modul 5
Bekerjsama dalam Komuniti
Modul 6
Integrasi Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS dalam Kurikulum
Modul 7
Penggunaan Strategi Pembelajaran, Teknik Kemahiran Diri dan Media dalam Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS
Modul 8
Alat Penilaian Untuk Kegunaan Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS
Modul Kemahiran Kecekapan Psikososial Dalam Pendidikan Pencegahan HIV dan AIDS
Modul ini mengandungi pendekatan kemahiran kecekapan psikososial (life skills) dalam menangani masalah sosial dan mencegah jangkitan seksual termasuk HIV dan AIDS, serta amalan sikap positif dalam kehidupan seharian.
 
 


Selasa, Mac 30, 2010

Selamat Malam



Selamat malam
(Faizal Tahir)


Biarkan berlalu
Semua kepedihanmu
Lelapkan matamu
Biarkan mimpi membawamu
Ke mana kau mahu
Selamat malam
Tidurlah sayangku
Siang kan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu

Biarkan berlabuh tirai kisah semalam
Yang indah itu ada padamu
Dengan setiap impian dan harapan
Selamat malam
Tidurlah sayangku
Siangkan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu

Kan ku menjadi arjuna dalam mimpi-mimpimu
Kan ku panah tepat ke jiwamu atas nama cintaku
Pari-pari ku utus bawa kau ke sini lagi
Terhapus semua air mata dengan senyuman

Selamat malam sayang
Selamat malam kasih
Selamat malam sayang

Selamat malam sayang
Selamat malam kasih
Selamat malam sayang

Tidurlah sayangku
Siangkan tiba bercahaya
Bermula baru semua untukmu

Selamat malam
Tidurlah sayangku